Rabu, 01 Desember 2010

Iwan Gelisah

Iwan Fals Gelisah


Setiap kita melihat, membaca, atau berbicang langsung, satu hal yang tak pernah lepas dari Iwan Fals adalah kelugasannya. Apa yang diucapkannya, itulah yang menjadi keyakinannya, dan itu pula yang dilakukannya. Wujud nyata dari hal yang bernama intergritas: satunya antara kata dengan perbuatan. Satu hal yang mungkin masih langka di negeri tercinta ini.

* Iwan Fals tetap menyanyikan kegelisahan rakyat. Kini ia gelisah dengan masalah lingkungan hidup yang semakin parah. Dia juga berdoa dalam lagu. Itulah yang ia sodorkan pada album terbarunya ”Keseimbangan”.

Inilah babakan baru kehidupan Iwan sebagai seniman. Ia bisa dengan lebih akrab mendekati pendengarnya dan menyuarakan keresahan orang-orang di sekitarnya lewat lagu langsung ke telinga rakyat.

*Lingkungan

Masalah lingkungan memang bukan tema baru dalam lagu-lagu Iwan. Awal tahun 1980-an dia sudah menyanyikan ”Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi” sampai ”Tak Biru Lagi Lautku”. Dalam Keseimbangan ada empat lagu, seperti ”Hutanku”, ”Pohon untuk Kehidupan”, ”Tanam Siram Tanam”, dan ”Ayolah Mulai”.

* Kegelisahan

  Iwan Fals : "Ini bermula dari kekhawatiran aku tentang alam. Orang bilang sekarang terjadi global warming, pemanasan global. Kutub utara sudah mencair, malah ada yang bilang bumi sudah tidak bundar lagi sehingga putarannya enggak bener dan cuaca tak bisa diduga. Bumi diambilin emas, tambang, dan hutannya. Populasi penduduk bertambah, perang. Waduh….

Tetapi, kan tidak terus mentok, terus khawatir. Tapi harus ada jalan keluar. Kita enggak bisa terus mengeluh. Aku percaya itu akan didengar petani, nelayan terpanggil untuk kerja. Siapa tahu dengan lagu itu ada harapan, kesadaran. Mati, itu sudah pasti, maka kita ngomong kehidupan saja."


 Dalam perjalanan hidupnya, Iwan pernah sangat terpukul, yaitu ketika ia kehilangan seorang anaknya. Ia memerlukan waktu 10 tahun untuk menerima kenyataan hidup. Ia menyebut masa-masa itu sebagai krisis. Salah satu penguat jiwanya pada masa krisis itu adalah syair yang ia dapat dari Perguruan Silat Bangau Putih. Syair itu dibuatnya menjadi lagu berjudul ”Suhu” yang dinyanyikan di album Keseimbangan.

*”Suhu”:

Kekuatan ada batasnya, keluwesan tak ada batasnya
Tak ada Kuda-kuda yang tak bisa dijatuhkan
Karena itu geseran lebih utama
Keunggulan geseran terletak pada keseimbangam
Rahasia keseimbangan adalah kewajaran
Wajar itu kosong
Membentur dapat diukur, menempel sukar dikira
Mundur satu langkah maju delapan langkah
Kosong dan isi bergantian menurut keadaan

 Iwan fals : "Dalam menghadapi persoalan aku tak bisa main hantam. Harus memunguti hikmah-hikmah. Ini yang dimaksud geseran. Kita enggak bisa hadapi itu dengan main hantam. Bisa mati kita. Ternyata aku perlu waktu 10 tahun menghadapi itu dan baru selesai sekarang. Itu masalah kehilangan. Padahal, semua orang sebenarnya tahu akan kehilangan. Untuk ikhlas itu susah. Sebelumnya untuk mengatasi rasa kangen itu aku sampai nangis-nangis. Tapi, ternyata masih banyak persoalan hidup yang lain".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar