Minggu, 12 Desember 2010

Ngaji Bareng Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur




Sukabumi (6/9) jadi kota terakhir yang dikunjungi Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur, dalam rangkaian perjalanan spiritual Iwan Fals dan band Asal Jogjakarta, Ki Ageng Ganjur yang dimotori oleh Zastrouw Al Khatani, dalam tema acara “Ngaji Bareng Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur” di bulan Ramadhan 2010.

Semenjak pukul 10 pagi (6/9), tim Tiga Rambu, yang terdiri dari Ferry, Ajum, Sumanto, Santoso, Firman dan iwanfals.co.id meninggalkan Leuwinanggung, Depok, kediaman Iwan Fals, menggunakan bus panggung menuju Cibadak, Sukabumi. Rombongan tiba sekitar dua jam kemudian.

Sementara, Iwan Fals beserta Rosana serta beberapa aktivis Oi,seperti Barot dan Chaerudin tampak hadir sekitar pukul 2 siang. Mereka datang mengendarai kendaraan pribadi.

Perbincangan hangat tampaknya mewarnai penyambutan di teras kediaman pengasuh ponpes Al Hidayah, sekitar 30 menit lamanya. Karena waktu yang singkat, selanjutnya digelar penanaman secara simbolis beberapa pohon di lingkungan ponpes.

Salah satu liang tanam dilakukan penanamannya oleh Iwan Fals, yang ditanami dengan pohon jambu bol. Sambutan yang membludak dari para penonton di lokasi penanaman yang jaraknya hanya puluhan meter dari panggung utama itu, menyebabkan penanaman pohon hanya dilakukan Iwan Fals dan pengasuh pondok pesantren Al Hidayah.

Ribuan penonton sudah memadati lapangan Cibadak- Sukabumi, semenjak pukul 12 siang. Bahkan para penonton ini melakukan koor sepanjang sesi latihan atau sound check yang dilakukan para personil Ki Ageng Ganjur.

Tausyiah, serta penampilan Astuti dan Vita Shafira (vokalis Ki Ageng Ganjur) yang membawakan beberapa lagu, disusul penampilan Zastrouw yang memberikan tausyiah budaya serta religius. Terutama tentang karya-karya lagu yang akan dibawakan Iwan Fals berkolaborasi dengan Ki Ageng Ganjur, mewarnai babakan awal “ngaji bareng Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur”, yang disponsori oleh PT Djarum ini.


Selanjutnya, Iwan Fals naik panggung. Tembang-tembang legendarisnya dibawakan dengan warna yang lebih religius, iringan Ki Ageng Ganjur yang banyak bermain lewat alat musik gamelan dan rebana. Lagu-lagu tersebut makin kuat nuansa religiusnya, oleh untaian orasi religi-spiritual dari Zastrouw Al Khatani.

Tembang-tembang Ibu, Nyanyian Jiwa, Tanam Siram Tanam, meluncur nyaris tanpa jeda koor para penonton. Para muda-mudi, bahkan para anak-anak kecil penggemar Iwan Fals yang datang dari seluruh bagian kota Sukabumi dan sekitarnya, bahkan dari kota Bogor, membuat suasana dingin oleh turunnya hujan bahkan sebelum acara dimulai, menjadi hangat.

Catatan iwanfals.co.id telah terjadi alih generasi penikmat lagu-lagu Iwan Fals, terutama ke generasi yang lebih belia. Soal militansi kelompok ini, tidaklah kalah dengan generasi sebelumnya. Beberapa kelompok anak kecil ini dengan segala cara, berjuang menuju arena konser menyaksikan penampilan Iwan Fals. Mungkin ini salah satu bentuk “keresahan” masyarakat dewasa ini oleh keadaan yang dialami para orang tuanya.

Selanjutnya, lagu Kumenanti, Kota dan Oemar Bakrie tak ketinggalan juga ikut dibawakan oleh Iwan. Khusus tembang terakhir, Oemar Bakrie, sempat dipertanyakan aktualitasnya oleh seseorang kyai di Cilegon beberapa hari sebelumnya.

Menurut sang kyai tersebut, mungkin saat ini tembang Oemar Bakrie lebih pas ditujukan untuk kalangan guru honorer, yang nasibnya masih belum jelas. Mengingat 20% anggaran pembangunan kini sudah dinikmati dunia pendidikan termasuk guru yang meningkat kesejahteraannya.

Usai lagu Kota, untuk mendinginkan suasana, juga digelar acara salawatan, untuk mendinginkan suasana dan sebagai pendidikan religi kepada masyarakat yang hadir, terutama di Lapangan Cibadak-Sukabumi.

Catatan iwanfals.co.id, di setiap kota yang disambangi oleh rombongan Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur, termasuk di Sukabumi, tampak grafik yang semakin meningkat penampilannya. Terutama bagi para musisi Ki Ageng Ganjur, beberapa kali iwanfals.co.id sempat mengamati aksi panggung terutama para gitaris dan basis kelompok musik Ki Ageng Ganjur yang menggambarkan hal tersebut.

Konser sore itu ditutup dengan shalawat bareng dengan para penonton, diiringi ucapan terimakasih dari Zastrouw dan Iwan Fals bahwa pertunjukan berjalan aman dan damai.

“Terimakasih teman-teman, acara berjalan aman dan lancar. Hati-hati di perjalanan pulang,” urai Iwan dan Zastrouw, diiringi tetabuhan dan gamelan shalawat nabi.

Rabu, 01 Desember 2010

Iwan fals Tanam pohon


"Ini kegiatan mulia, masalah pohon adalah masalah kehidupan, sebagai seorang bapak dengan anak yang masih kecil, mendapatkan oksigen yang bagus dari lingkungan yang ramah. Sehingga anak-anak saya bisa memancangkan cita-citanya dengan gagah, dan tidak bingung melihat kehidupan yang semrawut," katanya di sela-sela acara penanaman Pohon trembesi bersama Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Danrem 061/Surya Kencana, Kol Inf Doni Monardo.

Iwan mengatakan, sampai saat ini ia telah menanam hingga 26 ribu pohon di 24 pesantren di Jawa bersama-sama dengan Djarum Treess For Life, dan ia juga melakukan penanaman bersama-sama fansnya Iwan Fals yang disebut OI sebanyak 2.000 pohon.

"Penanaman pohon tetap jalan terus, kita bersama-sama teman-teman OI juga melakukan penanaman, belum lama ini ada dua pohon tetap kita tanam," katanya.

Menanam pohon kata Iwan penting sebagai ladang amal, namun yang terpenting dari penanaman tersebut adalah menjaga dan merawat pohon yang ditanam. Untuk bisa melakukan hal itu diperlukan kesabaran penuh.

"Kita harus sabar, dan yakin bahwa pohon adalah warisan dari surga. Karena setiap daun pohon itu berzikir dan pohon-pohon juga harus dijaga, tidak hanya perempuan dan anak saja yang dijaga," katanya.

Album Iwan fals

Album Iwan fals

Singel

Pendidikan Iwan fals


Pendidikan


Iwan ke pesantren

   Iwan Fals berkolaborasi dengan para santri dan ustadz di sebuah pondok pesantren.  
Hal itu dilakukan Iwan Fals di  sela-sela acara Penanamam Sejuta Pohon di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Jumat (2/5/2008).
Lewat lagu berjudul Hutanku ciptaan MS Kaban, Menteri Kehutanan, Iwan Fals memulai aksi panggungnya di aula Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo Jawa Timur, dalam acara Pentas Seni Santri Bersama Iwan Fals.

Iwan konser



Konser Iwan Fals memang selalu memberikan kesan tersendiri  bagi semua Oi. dan semua pecinta musik

Iwan Gelisah

Iwan Fals Gelisah


Setiap kita melihat, membaca, atau berbicang langsung, satu hal yang tak pernah lepas dari Iwan Fals adalah kelugasannya. Apa yang diucapkannya, itulah yang menjadi keyakinannya, dan itu pula yang dilakukannya. Wujud nyata dari hal yang bernama intergritas: satunya antara kata dengan perbuatan. Satu hal yang mungkin masih langka di negeri tercinta ini.

* Iwan Fals tetap menyanyikan kegelisahan rakyat. Kini ia gelisah dengan masalah lingkungan hidup yang semakin parah. Dia juga berdoa dalam lagu. Itulah yang ia sodorkan pada album terbarunya ”Keseimbangan”.

Inilah babakan baru kehidupan Iwan sebagai seniman. Ia bisa dengan lebih akrab mendekati pendengarnya dan menyuarakan keresahan orang-orang di sekitarnya lewat lagu langsung ke telinga rakyat.

*Lingkungan

Masalah lingkungan memang bukan tema baru dalam lagu-lagu Iwan. Awal tahun 1980-an dia sudah menyanyikan ”Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi” sampai ”Tak Biru Lagi Lautku”. Dalam Keseimbangan ada empat lagu, seperti ”Hutanku”, ”Pohon untuk Kehidupan”, ”Tanam Siram Tanam”, dan ”Ayolah Mulai”.

* Kegelisahan

  Iwan Fals : "Ini bermula dari kekhawatiran aku tentang alam. Orang bilang sekarang terjadi global warming, pemanasan global. Kutub utara sudah mencair, malah ada yang bilang bumi sudah tidak bundar lagi sehingga putarannya enggak bener dan cuaca tak bisa diduga. Bumi diambilin emas, tambang, dan hutannya. Populasi penduduk bertambah, perang. Waduh….

Tetapi, kan tidak terus mentok, terus khawatir. Tapi harus ada jalan keluar. Kita enggak bisa terus mengeluh. Aku percaya itu akan didengar petani, nelayan terpanggil untuk kerja. Siapa tahu dengan lagu itu ada harapan, kesadaran. Mati, itu sudah pasti, maka kita ngomong kehidupan saja."


 Dalam perjalanan hidupnya, Iwan pernah sangat terpukul, yaitu ketika ia kehilangan seorang anaknya. Ia memerlukan waktu 10 tahun untuk menerima kenyataan hidup. Ia menyebut masa-masa itu sebagai krisis. Salah satu penguat jiwanya pada masa krisis itu adalah syair yang ia dapat dari Perguruan Silat Bangau Putih. Syair itu dibuatnya menjadi lagu berjudul ”Suhu” yang dinyanyikan di album Keseimbangan.

*”Suhu”:

Kekuatan ada batasnya, keluwesan tak ada batasnya
Tak ada Kuda-kuda yang tak bisa dijatuhkan
Karena itu geseran lebih utama
Keunggulan geseran terletak pada keseimbangam
Rahasia keseimbangan adalah kewajaran
Wajar itu kosong
Membentur dapat diukur, menempel sukar dikira
Mundur satu langkah maju delapan langkah
Kosong dan isi bergantian menurut keadaan

 Iwan fals : "Dalam menghadapi persoalan aku tak bisa main hantam. Harus memunguti hikmah-hikmah. Ini yang dimaksud geseran. Kita enggak bisa hadapi itu dengan main hantam. Bisa mati kita. Ternyata aku perlu waktu 10 tahun menghadapi itu dan baru selesai sekarang. Itu masalah kehilangan. Padahal, semua orang sebenarnya tahu akan kehilangan. Untuk ikhlas itu susah. Sebelumnya untuk mengatasi rasa kangen itu aku sampai nangis-nangis. Tapi, ternyata masih banyak persoalan hidup yang lain".

Konser Keseimbangan



   Mengusung program keseimbangan alam, konser Iwan Fals di Kota Blitar ternyata sepi penonton. Hanya sekitar 300 orang menyaksikan konser salah satu legenda musik Indonesia itu, di Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) yang berkapasitas sekitar 2.000 penonton, Minggu (4/7) sore.

Meski jumlah penonton di konsernya relatif tidak banyak, Iwan Fals tetap tampil maksimal sejak sekitar pukul 15.30 WIB. Iwan menyanyikan 17 lagu, diawali dengan lagu dari album terbaru nya, Keseimbangan Alam.

Penyanyi yang ngetop dengan lagu Omar Bakri dan Bento itu menyanyikan lagu-lagu bertema keseimbangan dan Tuhan sebagai Sang Pencipta. Dia juga melantunkan sejumlah lagu yang membangkitkan emosi penonton.

Tak ketinggalan, Iwan Fals juga menyanyikan lagu berjudul Jenderal, yang berirama campuran dangdut, dan lagu tentang pahlawan seperti Laksamana Malahayati. Saat menyampaikan ucapan pengantar sebelum menyanyikan Jenderal, Iwan menyindir bahwa para jenderal (polisi) saat ini sedang senang karena perhatian masyarakat tidak lagi tertuju kepada mereka (dalam kasus rekening mencurigakan) setelah munculnya pemberitaan kasus video porno Ariel Peterpan.

“Tapi jenderal yang kami maksud (dalam lagu) itu adalah yang dicintai masyarakat, yang menjadi komando perang,” ucap Iwan Fals.

Dalam konsernya, Iwan Fals tidak lupa membawakan lagu-lagu lama nan legendaris seperti Wakil Rakyat dan Hio, yang mendapat sambutan meriah para penonton dengan teriakan yel-yel. Apalagi, saat melantunkan Wakil Rakyat Iwan Fals diiringi permainan kolaborasi musik ketipung tradisional Kelompok “Blang-Bleng” dari Blitar.

Hal itu membuat penampilan konser Iwan Fals di Kota Blitar semakin terasa lengkap. Dia juga memunculkan jenis iringan musik di luar kebiasaan.

“Sungguh luar biasa konser Iwan Fals ini. Banyak yang baru dalam iringan musiknya, meski lagunya lagu lama,” tutur Arif, penggemar Iwan Fals, di sela keasyikan menonton di PPIP Blitar sekaligus pelataran parkir makam alm Bung Karno itu.

Sejumlah penonton menyayangkan tidak diberinya izin konser Iwan di sejumlah daerah di Jatim. “Mungkin jika pihak berwenang mendengar lagu-lagu yang dibawakan Bang Iwan yang sangat berkaitan erat dengan pelestarian alam, izin konser pasti disetujui,” kata Andi, warga Kota Blitar yang juga fan berat Iwan Fals.

Sekadar mengingatkan, Iwan gagal menggelar konser bertajuk “Panggung Keseimbangan” di beberapa kota di Jatim. Dia terkendala izin kepolisian, yaitu di Jombang, Jumat (2/7) siang, dan Lamongan, Rabu (30/6).
Menurut Ketua Yayasan OI (sebutan untuk perkumpulan penggemar fanatik Iwan) di Jombang yang juga panitia penyelenggara, M Adib, polisi mengaku tidak bisa menjamin keamanan konser Iwan di Jombang. Apalagi, Jombang berdekatan dengan Lamongan dan Mojokerto, yang baru saja menggelar pilbup bermasalah.
  Kepala Dinas Informasi Publik dan Pariwisata Kota Blitar, Minggu (4/7), Kasmiadi, mengatakan, sepinya penonton di Blitar sudah diperkirakan sejak semula. Pasalnya, waktu untuk melakukan publikasi konser Iwan relatif sempit.

“Tapi jumlah penonton yang sedikit ini (justru) membuat kami lega. Karena, apa yang dikhawatirkan banyak pihak dari ajang konser Iwan Fals (muncul kerusuhan, Red) tidak terbukti di Kota Blitar,” katanya.

SELAIN bernyanyi, Iwan juga menanam 6.000 pohon mahoni dalam kegiatan bertajuk “Keseimbangan OI Menanam”. Di sela acara di perbukitan Blitar Selatan ini dia menyatakan berupaya mengingatkan dan menyadarkan semua lapisan masyarakat terhadap pentingnya arti keseimbangan alam.

Menurut Iwan, kondisi hutan di Indonesia yang sangat memprihatinkan harus segera diatasi sejak sekarang tanpa ada kata terlambat. Hal itu, katanya, harus dilandasi oleh niat dan aksi nyata di lapangan; tidak hanya sekadar berteriak-teriak melalui program penyelamatan hutan namun tanpa melaksnakan tindakan.

Iwan menambahkan, langkah menanam juga harus diikuti dengan menyiram atau memelihara. Menurutnya, akan sia-sia jika hanya menanam tanpa melakukan pemeliharaan.

Ultah Yos

Selamat Ulang Tahun Rosana…



Sabtu (9/10) jadi waktu yang paling berbahagia bagi Rosana (50), istri Iwan Fals. Hari itu dia tengah genap berusia setengah abad. Sebuah usia yang sangat matang menemani Iwan Fals selama puluhan tahun sebagai istri. Dari wanita keturunan Jerman Belanda ini, pasangan Iwan Fals dan Rosana dikaruniai tiga orang anak, masing-masing Alm. Galang Rambu Anarki, Annisa Cikal Rambu Bassae dan Raya Rambu Rabbani.

Kehadiran Rosana menjadi “penetralisir” sosok Iwan Fals yang keras, gemar berteriak lantang, serta spontan. Dia bak penyeimbang, hingga kesan yang lebih bijak, kini terpancar dari seorang legenda musik Indonesia itu. “Coba lihat betapa pentingnya sosok kuat seorang Rosana mendampingi suaminya,

 *Bertempat di salah satu restoran, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, pesta sederhana memperingati hari ulang tahun Rosana digelar. Kendati seremonial acara belum dimulai, para undangan yang jumlahnya sekitar 50 orang ini malah sudah dipersilahkan menikmati hidangan “masak sendiri” ini.

 *Tampak hadir, Iwan Fals, putra-putri-nya, para handai taulan, seluruh kru Tiga Rambu, Titin dan keluarga, Kresnowati, Hasto dan keluarga, para musisi yang tampak diantaranya Edy Daromi, Deny Kurniawan, Totok Tewel, serta iwanfals.co.id.
  *Yang paling ditunggu kehadirannya adalah Ibunda Iwan Fals, Ny Lies Haryoso, yang tiba paling akhir. Dalam kata sambutannya, Ny Lies mengaku berbahagia atas datangnya hari yang berbahagia ini. Dia berharap agar Rosana diberi kekuatan menemani Iwan Fals, beroleh panjang umur, serta semakin bijaksana. Ny Lies juga tampak mengajak undangan untuk menengadahkan tangan, mendoakan agar keluarga Iwan Fals memperoleh kesuksesan dan limpahan rejeki yang berkah.

Tak lupa, wanita yang aktif di LVRI ini tampak berucap dan mendoakan agar para anak-anak Iwan Fals-Rosana juga memperoleh kesuksesan lahir batin. Demikian pula untuk urusan jodoh, Lies mendoa agar Cikal segera bertemu dengan jodohnya.
  *Iwan Fals yang pada hari itu mendampingi Rosana, tampak tak banyak bicara atau malah menebar senyum. Hanya sesekali saja dia tampak tersenyum. Jelas tampak ada keharuan di benaknya, di hari jadi Rosana.

Pada sesi acara tiup lilin, uniknya di sesi acara yang diiringi oleh tembang Happy Birthday To You ini, Raya tampak bersemangat membantu mamanya meniup lilin di buket kue ulang tahun. Canda khas seorang anak kecil ini, membuat acara tambah meriah.

Setelahnya, para undangan yang hadir memperoleh kue ulang tahun, yang dibagikan oleh Cikal satu per satu. Sebelumnya Rosana memperoleh ucapan selamat dari sang suami, Iwan Fals, Ny Lies Haryoso, serta para putra-putrinya. Selamat Ulang Tahun, Bu Yos…

Penghargaan Iwan fals


Penghargaan

  1. Juara harapan Lomba Musik Humor (1979).
  2. Juara I Festival Musik Country (1980).
  3. Gold record, lagu Oemar Bakri, PT. Musica Studio's.
  4. Silver record, penyanyi & pencipta lagu Ethiopia, PT. Musica Studio's.
  5. Penghargaan prestasi artis HDX 1987 - 1988, pencipta lagu Buku Ini Aku Pinjam.
  6. Penyanyi Pujaan, BASF, (1989).
  7. The best selling, album Mata Dewa, BASF, 1988 - 1989.
  8. Penyanyi rekaman pria terbaik, album Anak Wayang, BASF Award XI, 18 April 1996.
  9. Penyanyi solo terbaik Country/Balada, Anugrah Musik Indonesia - 1999.
  10. Presents This Certificate To Iwan Fals In Recognition Of The Contribution To Cultural Exchange Between Korea and Indonesia, 25 September 1999.
  11. Penyanyi solo terbaik Country/Balada AMI Sharp Award (2000).
  12. Video klip terbaik lagu Entah, Video Musik Indonesia periode VIII - 2000/2001.
  13. Triple Platinum Award, Album Best Of The Best Iwan Fals, PT. Musica Studio's - Juni 2002.
  14. 6th AMI Sharp Award, album terbaik Country/Balada.
  15. 6th AMI Sharp Award, artis solo/duo/grup terbaik Country/Balada.
  16. Pemenang video klip terbaik edisi - Juli 2002, lagu Kupu-Kupu Hitam Putih, Video Musik Indonesia, periode I- 2002/2003.
  17. Penghargaan album In Collaboration with, angka penjualan diatas 150.000 unit, PT. Musica Studio's - Juni 2003.
  18. Triple Platinum Award, album In Collaboration with, angka penjualan diatas 450.000 unit, PT. Musica Studio's - November 2003.
  19. 7th AMI Award 2003, Legend Awards.
  20. 7th AMI Award 2003, Penyanyi Solo Pria Pop Terbaik.
  21. Penghargaan MTV Indonesia 2003, Most Favourite Male.
  22. SCTV Music Award 2004, album Ngetop! (pop) In Collaboration with.
  23. SCTV Music Award 2004, Penyanyi Pop Ngetop.
  24. Anugrah Planet Muzik 2004.
  25. Generasi Biang Extra Joss - 2004.
  26. 8th AMI Samsung Award, Karya Produksi Balada Terbaik.
  27. SCTV Music Award 2005, album pop solo ngetop Iwan Fals In Love.
  28. With The Compliment Of Metro TV.
  29. Partisipasi dalam acara konser Salam Lebaran 2005, PT. Gudang Garam Indonesia.
  30. Lagunya bersama {Swami} yang berjudul [Bongkar] menerima penghargaan 150 lagu terbaik sepanjang masa versi Majalah Rolling Stone peringkat 1.

Keluarga Iwan fals

Keluarga iwan fals

 Keluarga iwan fals

   Iwan lahir dari Lies (ibu) dan mempunyai ayah Haryoso almarhum (kolonel Anumerta). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.
   Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.
   Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1982 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1982).
   Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991. Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul Anissa pada tahun 1986. Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku Sayang Kamu, namun dibatalkan. Lirik lagu ini cukup kritis sehingga perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang Kamu terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih tertulis kata Anissa.
Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok Jawa Barat. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.
Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya.
Sejak meninggalnya Galang Rambu Anarki, warna dan gaya bermusik Iwan Fals terasa berbeda. Dia tidak segarang dan seliar dahulu. Lirik-lirik lagunya terkesan lebih dewasa dan puitis.Iwan Fals juga lebih banyak membawakan lagu-lagu bertema cinta baik karangannya sendiri maupun dari orang lain.
Pada tanggal 22 Januari 2003, Iwan Fals dianugrahi seorang anak lelaki yang diberi nama Rayya Rambu Robbani. Kelahiran putra ketiganya ini seakan menjadi pengganti almarhum Galang Rambu Anarki dan banyak memberi inspirasi dalam dunia musik seorang Iwan Fals.
   Di luar musik dan lirik, penampilan Iwan Fals juga berubah total. Saat putra pertamanya meninggal dunia Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul. Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir juga kumis dan jenggot yang dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur dan kumis tebal.
Peranan istrinya juga menjadi penting sejak putra pertamanya tiada. Rossana menjadi manajer pribadi Iwan Fals yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak. Dengan adanya Iwan Fals Manajemen (IFM), Fals lebih profesional dalam berkarier.
   KETIKA Galang lahir pada 1 Januari 1982 si bapak, yang perasaannya campur-aduk karena pertama kali merasakan diri jadi ayah-merasa harus bertanggung jawab, merasa mencintai, heran, bahagia, bangga punya keturunan dan sebagainya-menciptakan lagu berjudul Galang Rambu Anarki. Lagunya cukup terkenal dan masuk album Opini (1982).
Galang tumbuh jadi anak cerdas. Endi Aras sering main tembak-tembakan dengan Galang. Muhamad Ma'mun punya karakter rekaan yang sering diceritakannya pada Galang. Namanya "Gringgrong"-seorang jagoan "kayak Tarzan" yang bisa mengalahkan harimau, naik kuda, dan mengalahkan musuh. Tiap kali Ma'mun datang menginap, cerita Gringgong ditagih Galang. Di Condet hanya ada dua kamar, "Kalau saya nginep, Galang tidur sama bapaknya," kata Ma'mun.
Ketika beranjak remaja, Ma'mun melihat Galang badannya bagus, berbentuk. Galang bukan tipe anak hura-hura. Kalau minta uang paling buat bayar taksi pergi ke sekolah. "Untuk beli-beli dia nggak punya uang," kata Iwan. Galang juga besar tekadnya. Suatu saat Galang, yang belum bisa menyetir mobil dan tak punya surat izin mengemudi, ingin bisa mengendarai mobil. Solusinya? Galang mengendarai mobil sekaligus dari Jakarta ke Pulau Bali!
Tapi kekerasan Galang suatu hari membuat Iwan angkat tangan. Dia datang ke Ma'mun, "Mas gimana nih, Galang nggak mau sekolah lagi?" "Terus maunya apa?" "Embuh, main musik atau buka bengkel."
Galang memutuskan keluar dari SMP Pembangunan Jaya di Bintaro, yang terletak dekat rumah dan termasuk salah satu sekolah mahal di Jakarta. Iwan sering pindah rumah dan waktu itu tinggal di Bintaro. Hingga Leuwinanggung ia sudah pindah rumah 12 kali. Usia Galang 14 tahun dan sedang memproduksi rekamannya yang pertama bersama kelompok Bunga. Iwan tak bisa berbuat banyak dan membiarkan Galang putus sekolah.
Galang pernah juga kabur meninggalkan rumah. Dalam pelarian, menurut Iwan, Galang melihat poster dan foto papanya di mana-mana. "Dia merasa diawasi," kata Iwan. Galang merasa tak bisa lari dan kembali ke rumah. Suatu saat Iwan curiga. Iwan bertanya, "Lang, lu pakai ya?" "Mau apa tahu, Pa?" kata Galang, ditirukan Iwan.
Iwan menganggap dirinya sudah insyaf. Kok Galang yang memakai? Iwan merasa Galang meniru papanya. Mula-mula rokok lalu obat. Endi Aras mengatakan Iwan agak teledor kalau menyimpan ganja atau merokok.
Galang menerangkan dia hanya mencoba. Rasanya pusing serta teler. "Ya udah, kalau sudah tahu ya udah," kata Iwan. Kebetulan Galang punya pacar, seorang cewek gaul bernama Inne Febrianti, yang juga keberatan Galang memakai obat-obatan. Inne mendorong Galang tak memakai obat-obatan. "Dia bukan pemakai. Dia sangat cinta pada keluarganya. Kontrol diri sangat kuat," kata Iwan.

Kamis malam 24 April 1997 sekitar pukul 11:00 malam Galang pulang ke rumah, setelah latihan main band. Dia makan lalu pamit pada papanya mau tidur. Mamanya lagi tak enak badan. Iwan masih mendengar Galang telepon-teleponan. Subuh sekitar 4:30 Kelly Bayu Saputra, sepupu Galang yang tinggal di sana, mau mengambil sisir di kamar Galang. Kelly memanggil Galang tapi tak bangun. Kelly mendekati Galang dan menggoyang-goyangkan badannya. Lemas. Kelly kaget. Dia mengetuk kamar Yos. Yos bangun dan menemukan Galang badannya dingin. "Saya turun ke bawah, panggil Iwan," kata Yos.
Keluarga heboh. Iwan terpukul sekali. Pagi itu saudara-saudaranya datang. Mereka menghubungi semua kerabat dan teman. Leo Listianto, adik Iwan, menelepon Ma'mun di Karawaci. "Saya masih tidur, antara percaya, tidak percaya," kata Ma'mun. Sepuluh menit kemudian, Ma'mun ditelepon Dyah Retno Wulan, adiknya Leo, biasa dipanggil Lala, juga memberitahu Galang meninggal. "Saya bengong," kata Ma'mun. Dia segera menuju Bintaro.

Fidiana menerima telepon dari Ari Ayunir. Fidiana membangunkan Iwang Noorsaid, suaminya, "Wang, ini ada berita duka ... Galang meninggal." Mereka agak tak percaya karena beberapa hari sebelumnya pasangan ini bertamu ke Bintaro dan melihat Galang mondar-mandir. Mereka mencoba telepon ke Bintaro tapi nada sibuk. Mereka menelepon Herri Buchaeri, Endi Aras, dan beberapa rekan lain sebelum naik mobil ke Bintaro.
Endi Aras mengatakan, "Pagi-pagi aku dapat kabar. Iwang Noorsaid yang telepon." Endi sampai di Bintaro sekitar pukul 5:30. "Aku ikut memandikan (jasad Galang)," kata Endi. Ketika Iwan memandikan jasad anaknya, dia berujar berkali-kali, "Galang, kamu sudah selesai, Papa yang belum ... Lang, kamu sudah selesai, Papa yang belum ....." Kalimat itu diucapkan Iwan berkali-kali. Ma'mun dirangkul Iwan. "Jagain Mas, jagain anak-anak Mas," kata Iwan, seakan-akan hendak mengatakan ia sendiri kurang menjaga anaknya dengan baik.
"Yos histeris, menangis ketika saya peluk. 'Aduh, anak saya sudah meninggal mendahului saya,'" kata Fidiana. Iwan tak banyak bicara, menunduk, menangis, dan hanya bilang "terima kasih" kepada tamu-tamu. "Kepada kita dia nggak ngomong sama sekali," kata Fidiana.
Galang dimakamkan di mana? Ada usul pemakaman Tanah Kusir dekat Bintaro. Iwan emosional, ingin memakamkan Galang di rumahnya. Bagaimana aturannya? Iwan pun memutuskan menelepon kyai Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dari Nahdlatul Ulama. Saat itu Gus Dur belum jadi presiden Indonesia. Iwan menganggap Gus Dur "guru mengaji" yang terbuka, tempat orang bertanya. Gus Dur mengerti hukum Islam maupun hukum pemerintahan.
Gus Dur dalam telepon menjelaskan dalam aturan Islam diperbolehkan memakamkan jenazah di rumah. Pemakaman bergantung wasiat almarhum atau keinginan keluarga. Tapi di Jakarta tak bisa memakamkan orang di rumah sendiri karena keterbatasan lahan. "Di Jakarta nggak boleh ... kalau Bogor boleh."
Kata "Bogor" itu mengingatkan Iwan pada Leuwinanggung. Keluarga pun memutuskan Galang dimakamkan di Leuwinanggung.

Menurut Harun Zakaria, seorang tetangga Iwan di Leuwinanggung, yang juga menjaga kebun Iwan, dia dihubungi Lies Suudiyah, ibunda Iwan. "Bu Lies datang ke sini. Dia bilang, 'Cucunda meninggal. Tolong di sini kuburannya," kata Harun.
Jenazah disemayamkan dulu di masjid Bintaro. Sekitar 2.000 jamaah salat Jumat di masjid itu ikut menyembahyangkan Galang. Banyak seniman, tetangga, kenalan Iwan, dan Yos datang menyampaikan duka. Setiawan Djody, W.S. Rendra, Ayu Ayunir, Jalu, Totok Tewel, Jockie Suryoprayogo, juga tampak di sana. Spekulasi wartawan maupun pengunjung memunculkan gosip bahwa dada Galang kelihatan biru. Galang digosipkan overdosis. Ini merambat ke mana-mana karena tubuh Galang kurus ceking.
Orang sebenarnya tak tahu persis penyebab kematian Galang karena tak ada otopsi terhadap jenazahnya. Kawan-kawan Iwan memilih diam. Mereka merasa tak nyaman mengecek spekulasi overdosis kepada orangtua yang berduka. Kresnowati pernah diberitahu Yos bahwa penyebab kematian Galang penyakit asma. Fidiana mengatakan beberapa hari sebelum kematian, Yos mengatakan Galang lagi sakit-sakitan. Iwan mengatakan pada saya, fisik Galang "agak lemah" dan "Galang lemah di pencernaan."


Biografi Iwan Fals



Tentang Iwan Fals


Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalam paduan suara sekolah.
Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals.
   Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album.
   Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.
Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI.
     Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.
 Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal kariernya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas. Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia sendiri juga tidak tertarik untuk memasukkan lagu-lagu ini ke dalam album.
   Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara.
   Beberapa konser musiknya pada tahun 80-an juga sempat disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.
  Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru. Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror. Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.
   Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karier Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.
   Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan di sela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti album Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan personil SWAMI.
 Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser. Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan baik oleh Iwan fals maupun bandnya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.


Tentang Iwan Fals

Iwan Fals
Lahir Jakarta 3-sep-1961
Pekerjaan Penyanyi
Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto  lahir di Jakarta 3 sep 1961, adalah seorang penyanyi beraliran balada dancountry yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia
Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga sekarang, serta kehidupan dunia pada umumnya, dan kehidupan itu sendiri. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Namun demikian, Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya sendiri tetapi juga sejumlah pencipta lain.
Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.
Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia, atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui setiap penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke manca negara.

Lagu Yg di bawakan orang lain

 


Single Hits yang dibawakan penyanyi lain

  • Maaf (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
  • Belailah (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
  • Trauma (dibawakan oleh God Bless) (1988)
  • Damai Yang Hilang (dibawakan oleh God Bless) (1988)
  • Orang Dalam Kaca (dibawakan oleh God Bless) (1988)
  • Pak Tua (dibawakan oleh grup band Elpamas) (1991)
  • Oh (dibawakan oleh Fajar Budiman) (1994)
  • Nyanyian laut ( dibawakan Nicky Astria )
  • Menangis (dibawakan oleh Franky S.)
  • Bunga Kehidupan (dibawakan oleh artis Musica)

[sunting] Album kompilasi

  • Tragedi
  • Banjo & Harmonika
  • Celoteh-celoteh
  • Celoteh-celoteh 2
  • Country
  • Tembang Cinta (1990)
  • Akustik
  • Akustik Ke-2 (1997)
  • Salam Reformasi (1998)
  • Salam Reformasi 2 (1999)
  • Prihatin (2000)

 Film

Lagu yang tidak beredar

  • Demokrasi Nasi (1978)
  • Semar Mendem (1978)
  • Pola Sederhana (Anak Cendana) (1978)
  • Mbak Tini (1978)
  • Siti Sang Bidadari (1978)
  • Kisah Sapi Malam (1978)
  • Mince Makelar (1978)
  • Luka Lama (1984)
  • Anissa (1986)
  • Biarkan Indonesia Tanpa Koran (1986)
  • Oh Indonesia (1992)
  • Imelda Mardun (1992)
  • Maumere (1993)
  • Joned (1993)
  • Mesin Mesin Pembunuh (1994)
  • Suara Dari Jalanan (1996)
  • Demokrasi Otoriter (1996)
  • Pemandangan (1996)
  • Jambore Wisata (1996)
  • Aku Tak Punya Apa-Apa (1997)
  • Cerita Lama Tiananmen (1998)
  • Serdadu dan Kutil (1998)
  • 15 Juta (1998)
  • Mencari Kata Kata (1998)
  • Malam Sunyi (1999)
  • Sketsa Setan Yang Bisu (2000)
  • Indonesiaku (2001)
  • Kemarau (2003)
  • Lagu Sedih (2003)
  • Kembali Ke Masa Lalu (2003)
  • Harapan Tak Boleh Mati (2004)
  • Saat Minggu Masih Pagi (2004)
  • Repot Nasi / Sami Mawon (2005)
  • Hari Raya Bumi (2007)
  • Hari Raya Bumi (2007)
  • Berita Cuaca (2008)
  • Paman Zam
  • Kapal Bau Pesing
  • Makna Hidup Ini
  • Selamat Tinggal Ramadhan
  • Nyatakan Saja
  • Berputar Putar
  • Air dan Batu
  • Lagu Pegangan
  • Semut Api dan Cacing Kecil
  • Kata-Kata
  • Pukul Dua Malam
  • Penjara
  • Belatung
  • Nyanyian Sopir
  • Bunga Kayu di Beranda
  • Aku Bergelora
  • Suara Dari Jalanan