Jumat, 07 Oktober 2011

Kantata Takwa


Kantata Takwa
Iwan Fals, Djody & Jockie (Album Kantata Takwa 1990)

Malam khusuk menelan tahajjudku
Lidah halilintar menjilat batinku
Mentari dan cakrawala kenyataan hidup
Hanya padaMulah kekuasaan kekal

Ingatlah Allah yang menciptakan
Allah tempatku berpegang dan bertawakal
Allah maha tinggi dan maha esa
Allah maha lembut

Lindungilah dari ganas dan serakah
Lindungilah aku dari setan kehidupan
Berikan mentariMu sinar takwa
Ya ampunilah dosa

Gerhana matahari kuasaMu
Bumi langit manusia ciptaanMu
Hari kiamat ada di tanganMu
Aku bersujud

Nocturno
Iwan Fals, Jockie, Djody & WS Rendra (Album Kantata Takwa 1990)

Aku rasa hidup tanpa jiwa
Orang yang miskin ataupun kaya
Sama ganasnya terhadap harta
Bagai binatang didalam rimba

Kini pikiranku kedodoran
Dilanda permainan yang brutal
Aku dengar denyut kesadaran
Tanganku capek mengetuk pintu

Sialan!
Sialan!

Jaman edan tanpa kewajaran
Gambar iklan jadi impian
Akal sehat malah dikeluhkan
Monyet sinting minta persenan

Sialan!
Sogokan!
Sialan!
Sogokan!

Aku panggil kamu jiwaku
Kugapai kamu dikegelapan
Jadilah kamu bintangku
Jadilah kamu samuraiku

Sialan!
Sogokan!
Godaan!
Sialan!
Sogokan!
Godaan!
Sialan!
Godaan!

Sialan!


Orang Orang Kalah
Iwan Fals, Jockie, Djody & Jabo (Album Kantata Takwa 1990)

Malam yang gelap mencekik bumi
Anjing menggonggong bayi merintih
Orang dipaksa saling memojokkan
Buta langkah buta mata hatinya

Hati yang menganga
Kosong tak berdarah
Tidak bercahaya

Manusia sembunyi dibalik wajahnya
Kata kata suci berubah makna
Hukum rimba telah menjadi dewa
Siapa kalah terkubur hidupnya

Mayat mayat hidup
Sumbang suaranya
Dimana tempatnya?

Mereka yang telah kalah
Terkapar tak berdaya
Mencoba mengucap doa
Berserakan dijalan menjadi srigala

Orang kalah
Jangan dihina
Dengan cinta
Kita bangunkan

Dikamar aku berkaca
Tampak wajah yang asing
Mentertawakanku

Aku terdiam
Aku merasa
Pernah juga kalah

Siang yang kering terasa menyiksa
Hati yang kering terlunta lunta
Hentikan caci maki tak berguna
Dimata tuhan kita tak berbeda

Dengarlah suara
Mengajak kita
Berbagi duka

Mereka yang pernah kalah
Belum tentu menyerah
Memang jangan menyerah
Masih banyak lagi yang bisa dikerjakan

Orang kalah
Jangan dihina
Dengan cinta
Kita bangunkan

Dikamar aku berkaca
Tampak wajah yang asing
Mentertawakanku

Aku terdiam
Aku merasa
Aku terdiam
Aku terdiam
Aku terdiam
Aku terdiam
Aku merasa
Pernah juga kalah

Rajawali
Iwan Fals, Jockie, Jabo & WS Rendra (Album Kantata Takwa 1990)

Satu sangkar dari besi
Rantai kasar pada hati
Tidak merubah rajawali
Menjadi burung nuri

Rajawali
Rajawali

Satu luka perasaan
Maki puji dan hinaan
Tidak merubah sang jagoan
Menjadi makhluk picisan

Rajawali
Rajawali
Rajawali
Rajawali

Burung sakti diangkasa
Lambang jiwa yang merdeka
Pembela kaum yang papa
Penggugah jiwa lara

Rajawali
Rajawali
Rajawali
Rajawali

Jiwa anggun teman sepi
Jiwa gagah pasti diri
Sejati

Bertahan pada godaan
Prahara atau topan
Keberanian

Setia kepada budi
Setia pada janji
Kegagahan

Menembus kabut malam
Menguak cadar fajar
Mendatangi matahari
Memberi inspirasi

Mendaki
Mendaki

Meninggi
Meninggi

Bersemi
Bersemi

Mendaki
Mendaki


Air Mata
Iwan Fals & Jockie (Album Kantata Takwa 1990)

Disini kita bicara
Dengan hati telanjang
Lepaslah belenggu
Sesungguhnya lepaslah

Sesuatu yang hilang
Sudah kita temukan
Walau mimpi ternyata
Kata hati nyatanya

Bagaimanapun aku harus kembali
Walau berat aku rasa kau mengerti
Simpanlah rindumu jadikan telaga
Agar tak usai mimpi panjang ini
Air mata nyatanya

Sampai berapa lama
Kita akan bertahan
Bukan soal untuk dibicarakan
Mengalirlah
Mengalirlah
Mengalirlah
[+/-]
Balada Pengangguran

Balada Pengangguran
Iwan Fals, Jockie, Jabo & WS Rendra (Album Kantata Takwa 1990)

O, apa jadinya?
E, ini apa?
O, apa jadinya?
E, aku lesu?

Dibolak balik dinalar nalar
Tanpa logika oh ya!
Diraba raba diterka terka
Tidak terduga oh ya!

Misteri ijazah tidak ada gunanya
Ketekunan tidak ada artinya

Pembangunan oh!
Pengangguran ya!
Ya ha ha ha
Oh ya!

Penerangan oh!
Kegelapan ya!
Putus asa oh ya
Oh ya o!

Akan merampok takut penjara
Menyanyi tidak bisa
Bunuh diri ku takut neraka
Menangis tidak bisa

Kaki lima oh!
Kaki lima ya!
Kaki lima oh!
Oh ya!

Makan debu huh!
Makan debu iya!
Ya janji palsu
Oh ya!

Dibolak balik dinalar nalar
Tanpa logika oh ya!
Diraba raba diterka terka
Tidak terduga oh ya!

Menghutang lalu lagi menghutang
Tahu tahu menipu

Pembangunan oh!
Pengangguran ya!
Pengangguran oh!
Oh ya!

Penyuluhan oh!
Kegelapan ya!
Putus asa oh!
Oh ya!

Menghutang lalu lagi menghutang
Tahu tahu menipu

Pembangunan oh!
Pengangguran ya!
Pengangguran oh!
Oh ya!

Menghutang lalu lagi menghutang
Tahu tahu menipu

Penyuluhan oh!
Kegelapan ya!
Putus asa oh!
Oh ya!

Menghutang lalu lagi menghutang
Tahu tahu menipu

Pembangunan oh!
Pengangguran ya!
Pengangguran oh!
Oh ya!

Menghutang lalu lagi menghutang
Tahu tahu menipu


Kesaksian
Iwan Fals, Jockie, Jabo & WS Rendra (Album Kantata Takwa 1990)

Aku mendengar suara
Jerit makhluk terluka
Luka luka hidupnya
Luka

Orang memanah rembulan
Burung sirna sarangnya
Sirna sirna hidup redup
Alam semesta luka

Banyak orang hilang nafkahnya
Aku bernyanyi menjadi saksi
Banyak orang dirampas haknya
Aku bernyanyi menjadi saksi

Mereka dihinakan
Tanpa daya
Ya tanpa daya
Terbiasa hidup sangsi

Orang orang harus dibangunkan
Aku bernyanyi menjadi saksi
Kenyataan harus dikabarkan
Aku bernyanyi menjadi saksi

Lagu ini jeritan jiwa
Hidup bersama harus dijaga
Lagu ini harapan sukma
Hidup yang layak harus dibela


Gelisah
Iwan Fals, Jockie & WS Rendra (Album Kantata Takwa 1990)

Anak muda diujung jalan
Petik gitar jilati malam
Mata merah hatinya berdarah
Sebab apa tiada yang mau tahu

Pada kelelawar ia mengadu
Pada lampu lampu jalan sandarkan angan
Pada nada nada lontarkan marah
Pada alam raya ia berterus terang
Aku gelisah

Orang tua diremang remang
Cari teman hamburkan uang
Senyum ramah tak ada dirumah
Sebab apa tiada yang mau tahu

Pada kelelawar ia mengadu
Pada lampu lampu jalan sandarkan angan
Pada nada nada lontarkan marah
Pada alam raya ia berterus terang
Aku gelisah
Aku gelisah

Gelisah jiwa bagai prahara
Orang muda orang tua
Penuh amarah membabi buta

Gelisah hidup penjara dunia
Penjara dunia
Padang gelisah panas membara
Hutan gelisah memagar hidup
Gelisah langit muntahkan badai

Kebimbangan lahirkan gelisah
Jiwa gelisah bagai halilintar
Aku gelisah
Aku gelisah

Orang orang saling bertengkar
Untuk apa bukan soal lagi
Keserakahan sudah menjadi nabi
Kekuasaan adalah jalan keluar

Pada kelelawar ia mengadu
Pada lampu lampu jalan sandarkan angan
Pada nada nada lontarkan marah
Pada alam raya ia berterus terang
Aku gelisah
Aku gelisah

Orang muda penuh luka
Terkoyak nasib tertikam gelisah
Membalik hidup menerkam nasib

Gelisah badan gelisah tidur
Lingkaran gelisah lingkaran setan
Menggelinding menggelinding
Datang dan pergi
Memagar hidup

Adakah orang tidak gelisah
Gelisah gelisah dunia gelisah
Aku gelisah
Aku gelisah

Aku gelisah


Sang Petualang
Karya : Iwan Fals & Robin (Album Kantata Takwa 1990)

Laut biru begitu lapang
Dan gelombang menghalau bosan
Petualang bergerak tenang
Melihat diri untuk pergi lagi

Ya sejenak hanya sejenak
Ia membelai semua luka
Yang sekejap hanya sekejap
Ia merintih pada samudera

Sebebas camar engkau berteriak
Setabah nelayan menembus badai
Seikhlas karang menunggu ombak
Seperti lautan engkau bersikap

Petualang merasa sunyi
Sendiri di hitam hari
Petualang jatuh terkapar
Namun semangatnya masih berkobar

Petualang merasa sepi / merasa sunyi
Sendiri dikelam hari
Petualang jatuh terkulai
Namun semangatnya bagai matahari

Sebebas camar engkau berteriak
Setabah nelayan menembus badai
Seikhlas karang menunggu ombak
Seperti lautan engkau bersikap

Ya sang petualang terjaga
Ya sang petualang bergerak
Ya sang petualang terkapar
Ya sang petualang sendiri



Paman Doblang
Karya : Iwan Fals, Jockie & WS Rendra (Album Kantata Takwa 1990)

Paman Doblang paman Doblang
Mereka masukkan kamu kedalam sel yang gelap
Tanpa lampu tanpa lubang cahaya
Oh pengap

Ada hawa tak ada angkasa ( terkucil )
Temanmu beratus ratus nyamuk semata ( terkunci )
Tak tahu kapan pintu akan terbuka
Kamu tak tahu dimana berada

Paman Doblang paman Doblang
Apa katamu?

( ...Ketika haus aku minum air dari kaleng karatan
Sambil bersila aku mengarungi waktu
Lepas dari jam, hari dan bulan Aku dipeluk oleh wibawa... )

Tidak berbentuk, tidak berupa, tidak bernama
Aku istirahat disini
Tenaga gaib memupuk jiwaku

Paman Doblang paman Doblang
Di setiap jalan menghadang mastodon dan srigala
Kamu terkurung dalam lingkaran
Para pangeran meludahi kamu dari kereta kencana

Kaki kamu dirantai kebatang karang
Kamu dikutuk dan disalahkan tanpa pengadilan
Paman Doblang paman Doblang
Bubur di piring timah didorong dengan kaki kedepanmu

Paman Doblang paman Doblang
Apa katamu?

Kesadaran adalah matahari
Adalah matahari adalah matahari

Kesabaran adalah bumi
Adalah bumi adalah bumi

Keberanian menjadi cakrawala
Menjadi cakrawala menjadi cakrawala

Dan perjuangan
Adalah pelaksanaan kata kata
Adalah pelaksanaan kata kata

Kesadaran adalah matahari
Adalah matahari adalah matahari

Paman Doblang paman Doblang
Apa katamu?

Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)

Mak
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)

Mak perut Udin keroncongan
Belum makan dari tadi malam

Mak beliin dong Inah pakaian untuk seragam
Inah cuma punya sepasang
Itu juga sudah penuh tambal
Inah malu sama teman teman

Mak beliin dong buku tulis keluh Ujang
Buku kemarin yang Mak belikan
Sudah habis terisi pelajaran

Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah pulang
Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah pulang

Tiba tiba pintu depan diketuk orang
Mang Mamat teman sekerja Ayahnya datang
Membawa kabar
Tentang malapetaka yang menimpa Ayahnya
Dia tertiban beton dari atas bangunan
Kini dia terbujur lesu diatas kasur rumah sakit

Si Ibu bingung harus bagaimana

Mak kenapa Ayah kok belum pulang ?
Tanya ketiga putra putrinya
Si Ibu bingung harus menjawab apa

Mak nanti kalau Ayah sudah pulang
Pasti membawa banyak uang
Bisa membeli nasi Udin tak lapar lagi
Bisa membeli baju untuk seragam
Inah tak malu lagi
Bisa membeli buku tulis untuk Ujang

Kata ketiga putra putrinya
Yang tidak tahu bahwa Ayahnya terkena musibah

Si Ibu bingung harus menjawab apa
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Menangis dia

Terbayang jelas wajah suaminya
Dan terpikir soal biaya pengobatan suaminya
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar

Terngiang jelas permintaan putra putrinya
Yang tak mungkin bisa terkabulkan
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Menangis dia

Dalam kalut
Ia selalu mengharap uang mandor suaminya
Untuk keperluan anaknya
Untuk biaya pengobatan suaminya

Tapi si mandor pelit
Waktu si Ibu meminta pertolongan si mandor suaminya
Yang rupanya mandor itu bandot tertawa genit
Dalam otak si Ibu terselip
Pikiran yang sangat sempit
Sebab keluarga yang saya ceritakan itu pailit
Dan amat sangat memerlukan duit

Dengan perantara tubuh molek si Ibu
Keperluan anaknya dan biaya pengobatan suaminya
Bisa terpenuhi

Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu amat tersiksa

Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu tersiksa


Ibu
Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980)

Menjelang saat kelahiran anak
Detik akhir Ibu hidup dan mati
Namun saat seperti itu yang ia tunggu
Oh hmm
Betapa besar pengorbanannya

Sembilan bulan lamanya menanti
Dengan beban yang ia tanggung sendiri
Doa puji pada-Nya mohon selamat
Oh hmm
Tak pernah terlupa setiap saat

Dan ia pun selalu berdoa
Bergunalah bagi nusa dan bangsa
Dan bukan menjadi sampah negara
Kata kata itu terucap selalu
Sejak akhir hingga binasa

Ku renung selalu

Aku menyesal pernah kecewakan hatinya


Gaya Travolta
Helmy (Album Perjalanan 1980)

Go go go goyang
Gaya Travolta kaum remaja
Seperti
Mince, Dince, Ance, Luce
Mabok disko yang merajalela di ibukota
Lagi lagi gengsi yang mereka tonjolkan

Tante tante dan si om senang
Tak mau ketinggalan
Di jalanan pun dia raja
Pinggulnya bergoyang

Sebuah bemo datang dari belakang
Menubruk pantat tante

Keringat mengucur
Make up nya luntur
Si tante kecebur lumpur


Inspirasi
Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980)

Sore itu aku duduk sendiri
Duduk termenung
Dipinggir kali yang sepi

Bukannya ku putus asa
Kan bunuh diri
Apalagi korban permainan cinta
Patah hati

Pura pura aku jadi pemusik
Duduk disitu ku menciptakan lagu
Syair telah tersusun rapi
Diotakku

Tiba tiba aku dikejutkan
Dengan suara
Sendu aneh lucu

Dan kucarilah suara itu

Kulihat kanan dan kiri
Jebulnya om Pasikom lagi
Beraksi

Eh pantesan saya kira
Pisang goreng pisang goreng
Dibuang di kali
Warna kuning kabul kabul
Jalan sendiri

Eh pantesan saya kira
Pisang goreng pisang goreng
Dibuang di kali
Warna kuning kabul kabul
Jalan sendiri

Inspirasi berantakan
Hilang semua


Bencana Alam
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)

Sekian manusia resah menatap wajah sesamanya
Duka karena bencana
Petaka menimpa diri dan dalam hatinya berkata
Besarkah dosa hamba ?

Menjelang saat ajal daku membayang
Gapai tangan minta
Tolong semua

Bencana alam melandanya
Kehendak yang kuasa
Peringatan kah bagi kita ?
Manusia di dunia

Karena kita tlah saling cinta harta benda dan kuasa
Tanpa pandang kebenaran
Dan tanpa pandang keadilan

Bencana alam melandanya
Tiada seorangpun kuasa menekan
Bencana alam melandanya
Miskin kaya kana petaka yang sama

Akhirnya ku merenung pula
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh aku tak kuasa

Mungkinkah kau merenung juga ?
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh ampunilah yang kuasa
Oh oh ampunilah semua


Pemborong Jalan
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)

Deru mesin motor jelas terdengar
Mengarung jalan penuh lubang
Baru kemarin selesai diaspal
Terkena hujan kok jerawatan?

Oh oh kasihan
Bayar pajak mahal
Banyak jalan
Seperti comberan

Pemborong berpengalaman tertawa
Berteman pipa topi baja
Bercanda dengan istri paling mudah
Tak ingat jalan dan pekerja

Oh oh kasihan
Nasib pekerja jalan
Tenaga hilang
Gaji tidak berimbang


Aku Berjalan
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)

Aku berjalan diatas jembatan
Waktu hari siang
Tengah keramaian kota

Kupandang kebawah
Berhimpit gubuk liar
Tempat tinggal gelandangan

Tampak anak kecil gundul
Tenang menggaruk koreng
Ditepi sungai yang kotor

Diseberang sana aku melihat
Seorang ibu duduk
Sedang melamun

Kan adakah masa depan yang cerah?
Bagi orang seperti dia
Kan tegakah melihat saudara kita?
Hidup menderita


Alasan
Totok Gunarto (album Perjalanan 1980)

Satu pengumuman
Buat pemuda dan pemudi
Yang tercinta
Dan tersayang

Bila bapak ibu pergi
Ibu pamit arisan
Dan bapak pamit rapat kerja
Itu tandanya engkau harus waspada

Lebih baik kau tegur saja
Ibu arisan berapa jam
Bapak rapat berapa bulan
Sebab dijaman sekarang
Penipuan maju di segala bidang

Jaman modern katanya
Arisan lha kok sepuluh jam
Anehnya bersolek lima jam
Di salon sri bahenol
Nyeksi...ongkosnya seharga mercy

Jaman modern katanya
Rapat lha kok sepuluh hari
Anehnya bawa mobil pribadi
Wajah berseri-seri
Tampak girang sekali

Tanda tanya pasti dalam hatimu...

Tahukah kau kawan
Arisan singkatan
Aku rindu sama Anton

Arisan singkatan
Aku rindu sama Anton

Rapat kerja singkatan
Rapat empat mata
Kerumah Jamilah, Jaitun, janda muda

Rapat kerja singkatan
Rapat empat mataKerumah Jamilah, Jaitun, janda muda


WANITA TIRUAN
Karya : Iwan Fals (album Perjalanan 1980)

Lihat teman dipinggir jalan
Dibawah sinar bulan
Semua berjajaran
Wanita tiruan
Oh... kasihan...

Mince, Sonya, Betty dan Mona
Cat bibir merah muda
Rambut pirang kribo tebal
Padat bodinya
Merangsang juga...

Paha putih diobralnya
Agar si om senang
Tertarik dan memandang
Tercengang...

Tiba tiba patroli datang
Semua lari tunggang langgang
Beha palsu berterbangan
Sepatu Susy ketinggalan...

Iki piye iki... iki piye iki... iki piye iki piye.....


PERJALANAN
Iwan Fals (album Perjalanan 1980)

Hari telah jauh siang
Ketika baru datang
Lama ku diperjalanan
Hampir sembilan jam berada
Di bis tua sialan

Pergi pukul tiga malam
Berjejalnya penumpang
Duduk disampingku seorang
Nenek yang tak mau diam

Panas kuping pantat pegal
Ingin kencing malu bilang
Bau bensin aku mual
Nenek muntah banyak benar

Serenade Iwan Fals, Anthoq Klobot & Yoyik Lembayung ( Album KPJ 1985 )


Aku ingin nyanyikan lagu
Buat orang orang yang tertindas
Hidup di alam bebas
Dengan jiwa yang terpapas
Dengan jiwa yang terpapas

Kenapa harus takut pada matahari ?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari ?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya

Aku ingin nyanyikan lagu
Bagi kaum kaum yang terbuang
Kehilangan semangat juang
Terlena dalam mimpi panjang
Ditengah hidup yang bimbang

Kenapa harus takut pada matahari ?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari ?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya

Di lorong lorong lorong jalan
Di kolong kolong kolong jembatan
Di kaki kaki kaki lima
Di bawah menara
Kau masih mendekap derita
Kau masih mendekap derita

Kenapa harus takut pada matahari ?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari ?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya

Aku ingin nyanyikan lagu
Tanpa kemiskinan dan kemunafikan
Tanpa air mata dan kesengsaraan
Agar dapat melihat surga
Agar dapat melihat surga

Kenapa harus takut pada matahari ?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari ?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya

Dendam Damai Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 )



Tak habis pikir aku tak mengerti
Mengapa ada orang yang senang membunuh ?
Hanya karena uang semata
Atau demi kuasa dan nama

Bagi kita rakyat biasa
Tak berdaya ditodong senjata
Mencuri hidup yang hanya sekali
Hanya berdoa yang kita bisa

Dendam dendam celaka
Menghasut kita tak jemu menggoda
Damai damai dimana
Bersembunyi tak ada wujudnya

Kapan berakhirnya situasi seperti ini ?
Tidak bisakah kita saling berpelukan ?

Bukankah indah hidup bersama
Saling berbagi saling menyinta
Terasa hangat sampai ke jiwa
Memancar ke penjuru dunia

Jangan goyah percayalah teman
Perang itu melawan diri sendiri
Selamat datang kemerdekaan
Kalau kita mampu menahan diri

Dendam dendam celaka
Menghasut kita tak jemu menggoda
Damai damai dimana
Bersembunyi tak ada wujudnya

Kapan berakhirnya situasi seperti ini ?
Tidak bisakah kita saling berpelukan ?

Tak habis pikir aku tak mengerti
Mengapa ada orang yang senang membunuh ?
Hanya karena uang semata
Atau demi kuasa dan nama

Hanya karena itu semua
Rela hancurkan tanah tercinta
Rela hancurkan tanah tercinta

Engkau Tetap Sahabatku Lirik lagu Iwan Fals




Dia adalah sahabatku bahkan lebih
Dia adalah yang diburu…datang padaku
Sekedar lepas lelah dan sembunyi
Untuk berlari lagi
Dia adalah yang terbuang…mengetuk pintuku
Penuh luka dipunggungnya…merah hitam
Dia menjadi terbuang….setelah harapannya….
dibuang…..
Bapaknya pegawai kecil….sandal jepit
yang kini di dalam penjara…sedang bela anaknya
Untuk darah daging yang tercinta
Selesaikan sekolah
Sahabatku…coba mencari kerja
Namun yang didapat cemooh
Harga dirinya berontak
Lalu dia tetapkan hati
Hancurkan sang pembuang
Air putih aku hidangkan…aku dipersimpangan
Seribu bahkan lebih..sejuta lebih
Pagi buta dia berangkat…diam-diam
Masih sempat selimuti aku….yang tertidur
Aku terharu…doaku untukmu
Sebutir peluru yang tinggal dibawah bantalnya
Bertali jadikan kalung lalu kukenakan
yang terus berlalu
Selamat jalan kawan…
Selamat menari air mata
Hei…sahabat yang terbuang
Engkau sahabatku….tetap sahabatku

Rabu, 21 September 2011

16 Juli 1996 Lirik lagu iwan fals


Kukenal kamu dari jauh
Tergetar hati melihatmu
Matamu bening
Suaramu bening
Semangatmu hening
Wajahmu lembut
Senyummu lembut
Rambutmu lepas tergerai
Terasa sejuk mengenalmu
Merdeka aku dibuaimu
Jalan yang panjang
Sebatas pandang
Kau tempuh tanpa mengeluh
Tangan terkepal
Berangkatlah kapal
Menuju dermaga sepi
Kunyanyikan hanya untukmu
Puja puji ini karena rindu
Air mata terlanjur tumpah
Membasahi tanah menjadi darah
Dipayungi mega kelabu
Aku tak peduli
Apa yang terjadi
Jangan kau pergi dariku
Akan kutemani
Ke dermaga sepi
Membelai ombak yang biru
Kau bangkitkan aku
Kupanggil kau selalu
Bertahanlah dalam gelombang
Kau buka mataku
Kau sadarkan aku
Janganlah bosan
Kunyanyikan hanya untukmu
Puja puji ini karena rindu
Air mata terlanjur tumpah
Membasahi tanah menjadi darah
Dipayungi mega kelabu


Kantata Samsara Bunga Matahari


Embun selembut wajahmu
Fajar secerah senyummu
Merdu burung bernyanyi
Merdu janjimu
Kau tumpahkan cintamu
Gelora jiwa jantanku
Berjanji setubuhi indraku
Matahari seindah kasihmu
Berikan segalanya jantung hatiku
Kukorbankan, kurelakan
Demi bunga matahariku
Tetapi kini semua
Apa karena kau terbang
Sebagai angin senja (ah .. ah … ah..)
Bunga matahariku (Bunga matahatiku..)
Sirnalah impian cintaku (ah.. ah.. ah.)
Tetaplah daya cinta, tetaplah daya cinta
Kau sirnakan lautan, kau sirnakan lautan
Kasih sayangku ini
Kau ratakan gunung cinta
Bunga-bunga hatiku, matahariku …
Halilintar getarkan jiwaku
Bergetar dibelah asmara
Kurelakan, kukorbankan, segala-galanya
Aku masih tetap tegar
Diterjang Sang Badai Asmara
Bunga matahatiku, bunga matahatiku
Bunga matahariku, bunga matahariku
Bunga … matahariku …… oh …

Rabu, 14 September 2011

Ibu

 

Lirik lagu Iwan Fals


Am FM7 Am
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
FM7 Am/D E
Lewati rintang untuk aku anakmu
Am FM7 Am
Ibuku sayang masih terus berjalan
FM7 Am/D E Am
Walau tapak kaki, penuh darah… penuh nanah
Am/B C Am/D FM7 Am
Seperti udara… kasih yang engkau berikan
C Am/D FM7 Am
Tak mampu ku membalas…ibu…ibu
Int : Am Am/C Am/B
Am FM7 Am
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
FM7 Am/D E Am
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Am/B C Am/D FM7 Am
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
C Am/D FM7 Am
Dengan apa membalas…ibu…ibu….
Int : Am FM7 Am7 Am/D
Am C C/B
kembali ke (*)