Mak
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Mak perut Udin
keroncongan
Belum makan dari tadi malam
Mak beliin dong Inah
pakaian untuk seragam
Inah cuma punya sepasang
Itu juga sudah
penuh tambal
Inah malu sama teman teman
Mak beliin dong buku
tulis keluh Ujang
Buku kemarin yang Mak belikan
Sudah habis terisi
pelajaran
Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal
Bapak sudah pulang
Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal
Bapak sudah pulang
Tiba tiba pintu depan diketuk orang
Mang
Mamat teman sekerja Ayahnya datang
Membawa kabar
Tentang
malapetaka yang menimpa Ayahnya
Dia tertiban beton dari atas bangunan
Kini
dia terbujur lesu diatas kasur rumah sakit
Si Ibu bingung harus
bagaimana
Mak kenapa Ayah kok belum pulang ?
Tanya ketiga
putra putrinya
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Mak nanti
kalau Ayah sudah pulang
Pasti membawa banyak uang
Bisa membeli
nasi Udin tak lapar lagi
Bisa membeli baju untuk seragam
Inah tak
malu lagi
Bisa membeli buku tulis untuk Ujang
Kata ketiga
putra putrinya
Yang tidak tahu bahwa Ayahnya terkena musibah
Si
Ibu bingung harus menjawab apa
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Menangis
dia
Terbayang jelas wajah suaminya
Dan terpikir soal biaya
pengobatan suaminya
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar
Yang
terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar
Terngiang jelas
permintaan putra putrinya
Yang tak mungkin bisa terkabulkan
Si Ibu
bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu
bingung harus bagaimana
Menangis dia
Dalam kalut
Ia selalu
mengharap uang mandor suaminya
Untuk keperluan anaknya
Untuk biaya
pengobatan suaminya
Tapi si mandor pelit
Waktu si Ibu meminta
pertolongan si mandor suaminya
Yang rupanya mandor itu bandot
tertawa genit
Dalam otak si Ibu terselip
Pikiran yang sangat
sempit
Sebab keluarga yang saya ceritakan itu pailit
Dan amat
sangat memerlukan duit
Dengan perantara tubuh molek si Ibu
Keperluan
anaknya dan biaya pengobatan suaminya
Bisa terpenuhi
Si Ibu
tersenyum
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya
bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu amat tersiksa
Si
Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun
hati si Ibu tersiksa
Ibu
Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980)
Menjelang
saat kelahiran anak
Detik akhir Ibu hidup dan mati
Namun saat
seperti itu yang ia tunggu
Oh hmm
Betapa besar pengorbanannya
Sembilan
bulan lamanya menanti
Dengan beban yang ia tanggung sendiri
Doa
puji pada-Nya mohon selamat
Oh hmm
Tak pernah terlupa setiap saat
Dan
ia pun selalu berdoa
Bergunalah bagi nusa dan bangsa
Dan bukan
menjadi sampah negara
Kata kata itu terucap selalu
Sejak akhir
hingga binasa
Ku renung selalu
Aku menyesal pernah
kecewakan hatinya
Gaya
Travolta
Helmy (Album
Perjalanan 1980)
Go go go goyang
Gaya Travolta kaum
remaja
Seperti
Mince, Dince, Ance, Luce
Mabok disko yang
merajalela di ibukota
Lagi lagi gengsi yang mereka tonjolkan
Tante
tante dan si om senang
Tak mau ketinggalan
Di jalanan pun dia
raja
Pinggulnya bergoyang
Sebuah bemo datang dari belakang
Menubruk
pantat tante
Keringat mengucur
Make up nya luntur
Si tante
kecebur lumpur
Inspirasi
Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980)
Sore
itu aku duduk sendiri
Duduk termenung
Dipinggir kali yang sepi
Bukannya
ku putus asa
Kan bunuh diri
Apalagi korban permainan cinta
Patah
hati
Pura pura aku jadi pemusik
Duduk disitu ku menciptakan
lagu
Syair telah tersusun rapi
Diotakku
Tiba tiba aku
dikejutkan
Dengan suara
Sendu aneh lucu
Dan kucarilah suara
itu
Kulihat kanan dan kiri
Jebulnya om Pasikom lagi
Beraksi
Eh
pantesan saya kira
Pisang goreng pisang goreng
Dibuang di kali
Warna
kuning kabul kabul
Jalan sendiri
Eh pantesan saya kira
Pisang
goreng pisang goreng
Dibuang di kali
Warna kuning kabul kabul
Jalan
sendiri
Inspirasi berantakan
Hilang semua
Bencana Alam
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Sekian
manusia resah menatap wajah sesamanya
Duka karena bencana
Petaka
menimpa diri dan dalam hatinya berkata
Besarkah dosa hamba ?
Menjelang
saat ajal daku membayang
Gapai tangan minta
Tolong semua
Bencana
alam melandanya
Kehendak yang kuasa
Peringatan kah bagi kita ?
Manusia
di dunia
Karena kita tlah saling cinta harta benda dan kuasa
Tanpa
pandang kebenaran
Dan tanpa pandang keadilan
Bencana alam
melandanya
Tiada seorangpun kuasa menekan
Bencana alam melandanya
Miskin
kaya kana petaka yang sama
Akhirnya ku merenung pula
Mengapa
bencana alam meraja ?
Oh oh aku tak kuasa
Mungkinkah kau
merenung juga ?
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh ampunilah yang
kuasa
Oh oh ampunilah semua
Pemborong Jalan
Iwan
Fals (Album Perjalanan 1980)
Deru mesin motor jelas
terdengar
Mengarung jalan penuh lubang
Baru kemarin selesai
diaspal
Terkena hujan kok jerawatan?
Oh oh kasihan
Bayar
pajak mahal
Banyak jalan
Seperti comberan
Pemborong
berpengalaman tertawa
Berteman pipa topi baja
Bercanda dengan
istri paling mudah
Tak ingat jalan dan pekerja
Oh oh kasihan
Nasib
pekerja jalan
Tenaga hilang
Gaji tidak berimbang
Aku Berjalan
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Aku
berjalan diatas jembatan
Waktu hari siang
Tengah keramaian kota
Kupandang
kebawah
Berhimpit gubuk liar
Tempat tinggal gelandangan
Tampak
anak kecil gundul
Tenang menggaruk koreng
Ditepi sungai yang
kotor
Diseberang sana aku melihat
Seorang ibu duduk
Sedang
melamun
Kan adakah masa depan yang cerah?
Bagi orang seperti
dia
Kan tegakah melihat saudara kita?
Hidup menderita
Alasan
Totok Gunarto (album Perjalanan 1980)
Satu
pengumuman
Buat pemuda dan pemudi
Yang tercinta
Dan tersayang
Bila
bapak ibu pergi
Ibu pamit arisan
Dan bapak pamit rapat kerja
Itu
tandanya engkau harus waspada
Lebih baik kau tegur saja
Ibu
arisan berapa jam
Bapak rapat berapa bulan
Sebab dijaman sekarang
Penipuan
maju di segala bidang
Jaman modern katanya
Arisan lha kok
sepuluh jam
Anehnya bersolek lima jam
Di salon sri bahenol
Nyeksi...ongkosnya
seharga mercy
Jaman modern katanya
Rapat lha kok sepuluh hari
Anehnya
bawa mobil pribadi
Wajah berseri-seri
Tampak girang sekali
Tanda
tanya pasti dalam hatimu...
Tahukah kau kawan
Arisan
singkatan
Aku rindu sama Anton
Arisan singkatan
Aku rindu
sama Anton
Rapat kerja singkatan
Rapat empat mata
Kerumah
Jamilah, Jaitun, janda muda
Rapat kerja singkatan
Rapat empat
mataKerumah Jamilah, Jaitun, janda muda
WANITA TIRUAN
Karya : Iwan Fals (album Perjalanan 1980)
Lihat
teman dipinggir jalan
Dibawah sinar bulan
Semua berjajaran
Wanita
tiruan
Oh... kasihan...
Mince, Sonya, Betty dan Mona
Cat
bibir merah muda
Rambut pirang kribo tebal
Padat bodinya
Merangsang
juga...
Paha putih diobralnya
Agar si om senang
Tertarik
dan memandang
Tercengang...
Tiba tiba patroli datang
Semua
lari tunggang langgang
Beha palsu berterbangan
Sepatu Susy
ketinggalan...
Iki piye iki... iki piye iki... iki piye iki
piye.....
PERJALANAN
Iwan Fals (album Perjalanan 1980)
Hari
telah jauh siang
Ketika baru datang
Lama ku diperjalanan
Hampir
sembilan jam berada
Di bis tua sialan
Pergi pukul tiga malam
Berjejalnya
penumpang
Duduk disampingku seorang
Nenek yang tak mau diam
Panas
kuping pantat pegal
Ingin kencing malu bilang
Bau bensin aku mual
Nenek
muntah banyak benar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar